Monday, May 16, 2005

" Saat Diri Harus Beranjak Pergi "

Tubuh pun bergetar hebat, berbaur jeritan
ketakutan atau linangan air
mata bahagia karena ingin bertemu Rabb-nya.
Ditarik, dan dicerabut dari
setiap urat nadi, syaraf, dan akar rambut. Ini
sebuah titah, ia harus
kembali kepada pemilik-Nya. Allahu Akbar, janji-
Mu telah tiba.

Yaa Robbi..., alangkah sakit dan pedih. Perih
laksana tiga ratus
tusukan pedang, atau ringan bagaikan sebuah
pengait saat dimasukkan dan
ditarik dari gumpalan bulu yang basah. Duhai jiwa,
seandainya engkau tahu
bahwa sakaratul maut itu lebih ngeri dan dahsyat
dari semua sketsa yang
ada.

Sayup terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an, dan
sesegukan air mata
yang tumpah. Lalu, hening berbalut sepi. Semakin
hening, bening...,
menggantikan hingar bingar dunia di kala pagi yang
penat dan siang yang
meranggas. Diam pun menyisakan kepiluan,
kesedihan atau berjuta kenangan.
Dia telah pergi, dan tak akan pernah kembali.

Yaa Allah..., inikah kepastian yang telah Engkau
tetapkan?

Di mana tumpukan harta yang telah terkumpul
sekian lama? Pelayan yang
setia, rumah mewah, kendaraan, kebun rindang
dan subur, pakaian yang
indah, dan orang-orang tercinta, dimanakah kini
kalian berada? Semua telah
direnggut kematian, dicampakkan, dan
dihempaskannya kenikmatan dunia
yang dahulu terlalu dielu-elukan. Adakah segala
amanah dapat menuai
pahala, duhai Allah.

Kegelapan pun menyeruak, hitam pekat laksana
jelaga, sungguh mengerikan
sebagian jiwa yang akan berteman dengan amalan
jahat hingga tibanya
hari kiamat. Mencekam, berbaur jeritan keras
memekakkan telinga, "Jangan
Kau datangkan kiamat yaa Allah, sungguh aku
disini sudah sangat
tersiksa!!!" saat diperlihatkan tempatnya di neraka.

Bagi sebagian lainnya, alam kubur justru membuat
bahagia. Berteman amal
sholeh yang diibaratkan sebagai manusia dengan
paras sangat
menyenangkan. Lalu ia pun menjerit, menangis
bahagia saat ditunjukkan tempatnya di
surga, "Datangkan hari kiamat sekarang yaa Allah,
aku ingin segera ke
sana!!!"

Kematian...
Erat menyiratkan takut dan pilu serta lantunan
senandung duka.
Menciptakan nada-nada pedih dan gamang yang
kadang menghujam iman, hingga hati
pun bertanya, mengapa selalu ada perpisahan?
Rasa itu menghantam dan
menikam pada keluarga yang ditinggalkan.

Namun kematian adalah suatu keniscayaan,
karena ia telah dijanjikan.
Kematian pun hakikatnya adalah sahabat akrab
bagi setiap yang bernyawa.
Sayang, kesadaran itu begitu menghentak saat
orang-orang yang kita
cintalah yang direnggutnya. Ketika itu auranya
begitu dekat, serasa setiap
helaan nafas beraroma kematian.

Duhai jiwa...
Sadarkah engkau bahwa kelak kuburan adalah
tempat peristirahatan?
Sudahkah engkau siapkan malam pertama di
sana, seperti kau sibukkan diri
menjelang malam pertama pernikahan? Tidakkah
engkau tahu bahwa ia adalah
malam yang sangat mengerikan, malam yang
membuat orang-orang sholeh
menangis saat memikirkannya.

Kau gerakkan lidah ini untuk membaca Al-Qur'an,
tetapi tingkah lakumu
tak pernah kau selaraskan. Kau kenal setan, tapi
mereka kau jadikan
teman. Kau ucapkan bahwa RasuluLlah
SallaLlaahu Alayhi Wasallam adalah
kecintaan, namun sunnah-Nya kau tinggalkan. Kau
katakan ingin masuk surga,
tapi tak pernah berhenti berbuat dosa. Tak henti-
hentinya kau sibukkan
dirimu dengan kesalahan saudaramu sendiri,
padahal engkau pun bukan
manusia suci. Saat kau kebumikan sahabat-
sahabat yang telah mendahului,
mengapa kau mengira dirimu tak akan pernah
mati?

AstaghfiruLlah al 'adzim...

Duhai Allah...
Engkau yang Maha Mendengar
Dengarkan munajat ini yaa Robbi, berilah
kesempatan untuk kami selalu
memperbaiki diri
Jadikan diri ini bersih, hingga saat menghadap-Mu
nanti

Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut

Ringankan kematian kami yaa Allah, mudahkanlah
duhai Pemilik Jiwa
Jadikan hati ini ikhlas saat malaikat maut menyapa
Hingga kematian menjadi sangat indah, kematian
yang husnul khaatimah

Wallahua'lam bi showab.

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

sori 'dha, OOT. postingan musical baton dipost di friendster? boleeeh... :)

Tuesday, May 31, 2005  
Blogger mpokb said...

di kantor gw friendster udah di-ban dha.. dan kalo di rumah bukanya luamaaa bgt. kan udah gw fwd di blog juga, hehe ngeles... btw, kecepatan update blog elo kayaknya kalah sama kecepatan ganti nama di fs deh.. abis ganti nama mulu bapak ini :P :D

Friday, June 03, 2005  

Post a Comment

<< Home