Sunday, May 15, 2005

" Menulis Diatas Pasir "

Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib
yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di
tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah
seorang menampar temannya. Orang yang kena
tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa
berkata-kata, dia menulis di atas pasir; HARI INI,
SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah
oasis, di mana mereka memutuskan untuk mandi.
Orang yang pipinya kena tampar dan terluka
hatinya, mencoba berenang namun nyaris
tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh
sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa
takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu;
HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU
MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya,
bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu,
kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu
menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum
menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita,
kita harus menulisnya di atas pasir agar angin
maaf datang berhembus dan menghapus tulisan
tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi,
kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar
tidak bisa hilang tertiup angin."

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan
konflik dengan suami / isteri, kekasih, adik /
kakak, kolega, dll,karena sudut pandang yang
berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling
memaafkan dan lupakan masalah lalu. Manfaat
positif dari continuous relationship mungkin sekali
jauh lebh besar ketimbang kekecewaan masa lalu.
Nobody's perfect.

Belajarlah menulis di atas pasir....

::cinta::